Peran Pisang Sungguh Biasa Tetap Nostalgia

pisang4pisang15Buah ini menjadi sebahagian hidupku. Tinggal bersama datuk dan nenek dengan berekar kebun pisang, tiada yang menjadi istimewa. Hakikatnya tetap menjadi bahan melarikan diri, sebab saat pisang sibuk membuahkan diri-diri mereka, saat tidak terjual pisang-pisang di kebun, maka segala dari hasil pisang menjadi santapan keluarga.

Mendengar seolah lucu. Bermula dengan sarapan, menu pisang mampu berganti pilihan. Coba apa aja. Cekodok aka Jemput-Jemput pisang, Tempek pisang aka lempeng pisang, Lepat Pisang,pisang6 Apom Pisang, Pisang Rebus atau Pisang Goreng. Itu belum bercampur menu makan tengahari. Gulai Pisang sering menjadi santapan. Aduh. Saat itu, aku seringkali protes kepada emak. Mana ngak. Pernah nakal menutur kepada nenek. “Bukan apa, takut nanti saat di jamban nanti, yang keluarnya juga pisang”. Cerita selepas itu biar aku simpan sendiri. Nenek bukan seorang menerima lelucon dengan mudah, hatta yang menutur adalah cucu sendiri.pisang11

pisang10Belum cerita nenek menyalai pisang-pisang tidak terjual. Edisi membuat kerepek dan akulah menjadi “orang tengah” menjual di sekolah dengan “komisyen” 10 sen untuk sepuluh peket terjual! Aduh nenek. Sampai satu saat, aku mem”boikot” pisang. Langsung aku tidak makan apa-apa hasil pisang.

pisang3Sungguh begitu, yang tetap menjadi kegemaran, kerabu jantung pisang. Lagi-lagi dimasak dengan kerang rebus. Waduh, bias bikin tak keruan!

pisang8Lewat perjalanan usia Nasi Daun Pisang menjadi kegemaran. Masih merindui enaknya Nasi Daun Pisang di daerah menjadi tempat aku berjuang demi nama mencari rezeki dan sebagian perjalanan hidup ini.

pisang12Sungguh buah ini ada perannya dalam hidup ini. Tetap terkenang segalanya. Demi sejarah bukan sekadar lipatan, pantun klasik ini menutupi pengalaman demi kelangsungan hidup diteruskan,

“ PISANG EMAS DIBAWA BELAYAR

 MASAK SEBIJI DI ATAS PETI

HUTANG EMAS BOLEH DIBAYAR

HUTANG BUDI DIBAWA MATI “

Pernah sekali tersenyum melihat gelang emas pisang14rekaan sebuah butik kelihatan mirip banget dengan permainan aku sewaktu kecil dari getah hujung hijaunya daun pohon pisang. Dalam senyum sendiri, wah kaget jugak mampu bikin hiasan diri sewaktu kecil sangat aku berkira-kira mencari apa perlu demi membuang waktu berlalu namanya kanak-kanak.

 

pisang13

Sungguh benar, dunia ini realiti. Dan bijak pandai melayu menutur wadah laksana terpakai sehingga dunia ini sendiri menutup mata,

” PUAS SUDAH MENANAM PADI, NENAS JUGA DIPANDANG ORANG

PUAS SUDAH MENANAM BUDI, EMAS JUGAK DIPANDANG ORANG”

 

Leave a comment